Berangkat dari kesadaran untuk melestarikan budaya secara turun-temurun dan nilai kebersamaan sebagai keturunan Marga Simaremare, Punguan Pomparan Tuan Simare se-Jabodetabek, sama seperti wilayah lainnya di seluruh dunia, berupaya untuk memberi manfaat secara spiritual, sosial, ekonomi, regulasi, teknologi, dan sadar lingkungan sekitar bagi semua pomparan.
Secara spiritual dan sosial sudah terbentuk sejak awal bertumbuhnya leluhur Marga Simaremare bersama dengan dua saudara tertua, Ompu Sunggu dan Rajagukguk. Saat ini, manfaat spiritual dilandaskan pada ajaran Kristus, mengingat mayoritas pomparan menganut agama Kristen Protestan dan Katolik. Oleh karena itu, manfaat yang diperoleh diharapkan dapst meningkatkan kualitas religi para pomparan. Sedangkan manfaat sosial dicerminkan dari bentuk pengorganisasian Punguan tersebut sebagai organisasi nirlaba, cenderung mengutamakan konsep gotong-royong di berbagai aspek.
Berangkat dari dua manfaat dasar tersebut, seiring dengan perkembangan jaman dan kebutuhan pomparan yang sudah berkembang pesat dengan sebaran yang sangat luas di Indonesia bahkan dunia, manfaat punguan ber-evolusi dan meluas hingga manfaat ekonomi, regulasi, teknologi, dan lingkungan. Manfaat regulasi dan lingkungan diperoleh dari kesadaran seluruh pomparan bahwa Punguan adalah perkumpulan/persekutan yang independen sehingga tidak mengikat pomparan pada pilihan politik, denomasi gereja tertentu, ataupun kebijakan yang cenderung mengarah kepada kelompok dan golongan tertentu dan memelihara keragaman (diversity) dalam Punguan itu sendiri maupun lingkungan dimana pomparan berada.
Manfaat ekonomi dari Punguan Pomparan Tuan Simare se-Jabodetabek saat ini dilakukan dengan cara menempelkan diri pada Punguan Toga Aritonang se-Dunia. Realisasinya terlihat atas berdirinya Tugu Aritonang sejak tahun 2016 yang lalu di Bona Pasogit. Keberadaan Tugu tersebut, dengan pengembangan yang terus dilakukan hingga saat ini, akan mendukung program Pemerintah Republik Indonesia pada sektor Pariwisata, mengingat Tugu berada dalam lingkungan Danau Toba. Masyarakat sekitar diperkirakan akan memperoleh manfaat ekonomi dari keberadaan Tugu tersebut seiring bertambahnya wisatawan yang berkunjung dan membuka berbagai peluang usaha. Sejumlah ide lainnya, saat ini sudah dalam proses penjajakan mengingat adanya sejumlah regulasi kelembagaan di Indonesia yang harus dipenuhi.
Gambar 3: Tugu Aritonang
Terakhir, manfaat teknologi baru mulai diperoleh sejak tahun 2017 lalu. Setelah Tugu Tuan Simare di Muara berdiri, para pomparan penggagas berdirinya Tugu tersebut sudah memanfaatkan media sosial untuk mensosialisasikan keberadaan Tugu. Meskipun masih relatif terbatas, manfaatnya telah dirasakan oleh para generasi muda pomparan Tuan Simare dimana saja. Seiring dengan kemajuan teknologi itu sendiri, pomparan Tuan Simare, khususnya Punguan Pomparan Tuan Simare se-Jabodetabek juga melakukan hal yang sama, bahkan memperluas penggunaan media yang relefan untuk digunakan saat ini. Penyebaran informasi sudah mulai dilakukan secara terpusat dengan pengembangan blog. Hal ini menjadi cikal-bakal website yang sebelumnya ditangguhkan untuk sementara waktu. Manfaat komunikasi juga dirasakan lebih efisien melalui kemajuan teknologi mobile (smartphone).
Bercermin dari seluruh manfaat di atas, penempatan campur tangan TUHAN sebagai yang utama untuk rencana Patangiangan Bona Taon Pomparan Tuan Simare tahun 2019, dan tujuan untuk memberi makna mendalam yang dapat dikerjakan semua pomparan, Panitia Partangiangan Bona Taon yang dibentuk oleh Badan Pengurus Harian Punguan (BPH) Tuan Simare se-Jabodetabek secara alot menentukan Tema dan Subtema acara Bona Taon yang berguna sebagai fondasi untuk masa yang akan datang.
Keberadaan pomparan Tuan Simare saat ini dibandingkan masa lalu sudah menunjukkan adanya kemajuan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Hal itu jelas terlihat nyata dalam berbagai aktifitas yang ada saat ini. Pomparan Tuan Simare sudah terlihat memiliki peran di berbagai level dari berbagai jenis kehidupan profesional maupun sosial (baik kehidupan modern maupun tradisional dan/atau kombinasi keduanya). Kita dapat dengan mudah mencari pomparan yang aktif berkecimpung dalam kegiatan Gereja. Kita dapat dengan mudah mencari pomparan dari level prajurit hingga jenderal di bidang pertahanan keamanan nasional. Kita dapat dengan mudah mencari pomparan dari level pegawai biasa hingga pejabat eselon di berbagai ragam departemen resmi pemerintahan, baik bidang hukum, keuangan, sosial, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Kita dapat dengan mudah mencari pomparan dari level staff hingga direksi di berbagai lembaga profesional besar atau kecil di mana saja. Kita dapat dengan mudah mencari pomparan di berbagai penjuru kota besar bahkan, dari level sosial terendah hingga mapan, termasuk metropolitan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) sekitarnya.
Kita patut bersyukur atas perkembangan tersebut. Akan tetapi, kita tahu bahwa perkembangan yang sudah ada sampai saat ini masih dapat kita kembangkan jauh lebih besar, lebih banyak, lebih tinggi, lebih maju, lebih berguna, lebih berkualitas lagi. Mari kita sepakati untuk menjadikan ini sebagai tujuan kita bersama, pomparan Tuan Simare.
Ada satu teori perang yang terkenal dari Sun Tzu mengatakan: "Kenali Dirimu, Kenali Musuhmu, dan Kenali Medan Perangmu". Untuk memfasilitasi ajakan di atas, menjadikan pomparan Tuan Simare lebih berkembang lagi secara kuantitas dan kualitas dari kondisi saat ini sebagai tujuan kita bersama, mari lebih dulu kita benar-benar mengenal diri kita sendiri.
Jauh sebelum masa leluhur kita sendiri, sejatinya TUHAN, ALLAH kita, sudah lebih dahulu memberitahukan jalan atau cara yang paling baik dan pasti memberi hasil. Hal ini ditunjukkan dari kisah Abram, pada kitab Kejadian 12 tentang: " Abram dipanggil ALLAH". Kisah ini dimulai dengan perintah ALLAH kepada Abram untuk pergi ke negeri lain. ALLAH sudah memberitahu tujuanNYA ("membuat Abram menjadi bangsa yang besar"). Bersama itu ALLAH juga menyediakan janjiNYA ("memberkati Abram serta menjadikan nama Abram masyhur"). Akhirnya, ALLAH menyampaikan manfaat yang diperoleh Abram sendiri ("Abram menjadi berkat"). Proses di atas (Kejadian 12: 1 - 2) menunjukkan bagaimana TUHAN mewujudkan rencanaNYA, yaitu dengan memilih hambaNYA, dalam hal ini Abram. Setelah proses itu, kita tahu dengan sangat jelas saat ini Abram sudah memiliki jumlah keturunan seperti banyaknya pasir di pantai dan nama Abram masyhur. Proses keseluruhan atas hasil tersebut secara detail dijabarkan pada ayat-ayat selanjutnya.
Berkaca dari kisah tersebut, pomparan Tuan Simare se-Jabodetabek, mari kita adopsi reaksi Abram merespon kisah dari Kejadian 12:2. Berangkat dari mau mengikut perintahNYA dan percaya bahwa tujuanNYA dan janjiNYA adalah yang terbaik, sehingga kita dapat beroleh hal yang sama dengan Abram, yaitu: "...engkau menjadi berkat". Oleh karena itu, Panitia Partangiangan Bona Taon untuk Tahun 2019 mengangkat Tema: "AKU akan Menjadikan Engkau Berkat bagi Semua Orang".
Kita semua ingin hal di atas dapat diperoleh semua pomparan secara bersama-sama. Tidak ada pengecualian dari keberagaman kondisi kita saat ini yang ada di Jabodetabek. Bahkan, tidak tertutup kemungkinanan jika diadopsi oleh seluruh pomparan se-dunia. Oleh karena itu, Panitia Partangiangan Bona Taon untuk Tahun 2019 merangkul kita semua dalam Subtema: " Satu Hati dan Persepsi di dalam Kebersamaan untuk Kemajuan Pomparan Tuan Simare".
Gambar 4: Tema dan Subtema
Partangiangan Bona Taon Pomparan Tuan Simare,
Boru & Bere Tahun 2019
Sudah saatnya kita pomparan Tuan Simare "bangkit" lebih besar lagi...!!!
Bersiaplahhh...!!! Menjadi berkat seperti Abram.
Satu cara sederhana tanpa perdebatan bertele-tele: Adopsi respon Bapa Abram. Replikasi saja sudah cukup. Selebihnya, TUHAN memberkati kita semua dan damai sejahtera bagi seluruh pomparan Tuan Simare. Amin.
Horas.Horass..Horasss...!!!